KARAWANG, RAKA - Seorang pengendara sepeda motor tiba-tiba memaki-maki anggota satuan lalulintas Polres Karawang ketika terjaring razia Operasi Zebra Lodaya, Kamis (5/12). Selain memaki-maki petugas, pria bersorban ini tidak terima ditilang, padahal terbukti tidak menggunakan helm.
Pengendara sepeda motor bernomor polisi E 3183 MX ini diberhentikan oleh polisi lalulintas di depan Lapangan Karangpawitan karena kedapatan tidak menggunakan helm. Ia mengenakan peci putih diikat sorban di bagian kepalanya.
Petugas pun menggiringnya ke meja tilang. Namun tiba-tiba, ketika hendak ditilang pria yang belakangan diketahui bernama Sahal ini langsung ngamuk dan melontarkan kata-kata kasar kepada petugas kepolisian. "Hampir di seluruh Indonesia SIM dijual, kemarin anak saya ditilang tidak melalui sidang. Saya punya buktinya," ujarnya.
Sahal juga sempat mengatakan bahwa dirinya keliling Indonesia tidak pernah menggunakan helm. Karena menurutnya, menggunakan peci atau sorban di kepala lebih nyaman. "Lebih nyaman pakai peci dari pada pakai helm. Saya keliling Indonesia tidak pernah pakai helm," katanya.
Kontan saja insiden ini menjadi tontonan masyarakat. Meski sudah sempat diberikan pemahaman oleh anggota kepolisian dan warga, pria ini terus mengoceh sambil memaki-maki polisi. Menariknya, pria berjenggot ini sempat melontarkan kata-kata bahwa dirinya bukan teroris. "Biarkan saya marah, saya bukan teroris. Bangsat. Saya dituduh teroris," teriaknya.
Pria yang mengenakan sarung ini juga sempat mengutarakan jika aparat kepolisian bukan kaum muslim, maka dia tak segan-segan untuk mengebomnya. "Saya orang Islam, kalau bukan orang Islam saya akan bom," teriaknya lantang.
Setelah hampir 15 menut mengamuk, pria ini akhirnya pergi untuk melanjutkan perjalanannya bersama anaknya. Ketika dia mengamuk, sang anak yang mengenakan jilbab dan helm tidak dapat berbuat banyak, hanya terdiam. Namun begitu, insiden ini tidak memancing anggota kepolisian.
Kanit Lakalantas Polres Karawang Iptu Heri Nurcahyo mengaku prihatin dengan perilaku pria tersebut. Karena jika dilihat dari identitasnya, pria ini memiliki gelar Drs. "Kalau saya kasian sama beliau. Beliau itu sarajana. Di situ kan Drs, latar belakang pendidikannya. Pola pikir sarjana harus paham peraturan, jangan begitu caranya. Jangan arogan. Diajak ngomong baik-baik tidak mau," sesal Heri yang memimpin Operasi Zebra Lodaya ini.
Menurutnya, lontaran tidak nyaman menggunakan helm adalah hal keliru, karena menggunakan helm merupakan amanat undang-undang dalam berkendara di jalan raya.
"Dia ngomong lebih nyaman pakai peci dari pada pakai helm. Itukan kontraprodukdif dengan undang-undang," katanya.
Soal ucapan pengendara yang mengkaitkan dengan kata teroris, Heri tidak tahu menahu karena anggotanya tidak menyinggung soal itu. "Tidak ada kita yang ngomong (dia teroris), kita memeriksa terus ditindak. Kita tidak nyinggung," tutur Heri.
Kemungkinan, pria itu menganggap dengan penampilannya yang menggunakan sorban dan berjenggot dianggapnya aparat menghentikan perjalanannya karena dicurigai teroris. Padahal diakui Heri, tidak ada anggotanya yang menyinggung ke arah sana. "Asumsi beliau tadi seakan-akan pakai jenggot dan pakai sorban itu disangka teroris," serunya. (vid)
0 komentar:
Posting Komentar