Seringkali
dalam aktivtas kita sehari-hari, kita meremehkan atau melalaikan ibadah
dikarenakan kondisi tubuh kita yang capek sehabis bekerja atau latihan.
Kalaupun kita dapat melakukan ibadah tersebut, tetapi dalam
menjalaninya kita tidak fokus alias tidak khusyu dengan kata lain hanya
menjalankan kewajiban saja. Pikiran kita seringkali melayang-layang
memikirkan masalah-masalah yang sedang kita hadapiketika
sedang ibadah. Bagi para maniak Karate ibadah puasa mungkin sangat
ditakuti karena membuat tubuh lemas dan dehidrasi, sehingga latihannya
tidak maksimal. Tulisan ini sebenarnya bertujuan untuk mengingatkan
kembali kepada sesama Karateka agar dapat menyeimbangkan antara
aktivitas spritual berupa ibadah dengan aktivitas jasmani yaitu latihan
karate. Sekilas kelihatannya antara latihan Karate dan ibadah itu
sendiri tidak ada kaitannya alias berdiri sendiri-sendiri. Namun kalau
kita kaji lebih dalam terdapat kaitan yang sangat erat antara ibadah
dan Latihan Karate. Ibadah sebenarnya membantu performa Karate kita agar
menjadi baik, lebih baik bahkan sangat baik. Apalagi bagi orang yang
sibuk, ibadah yang benar dapat membantu pengelolaan energi anda seingga
anda dapat tetap terus melatih karate anda. Untuk lebih jelasnya mengapa
ibadah sangat membantu performance Karate kita, maka sebaiknya kita
flashback sedikit dulu kebelakang tentang sejarah masa lampau tentang
kisah Bodhidharma yang melakukan perjalanan ke Tiong kok dalam rangka
untuk menyebarkan agama Budha. Dalam melakukan misinya seringkali
biksu-biksu yang membantunya terserang penyakit akibat lemahnya fisik
mereka . Tidak hanya itu saja, mereka juga sering mendapat perlakuan
tidak semena-mena dari orang-orang jahat. Maka dari itu Bodhidharma
melatih mereka dengan ilmu beladiri agar fisik mereka kuat (tidak
gampang sakit-sakitan) dan dapat membela diri mereka dari serangan
orang-orang jahat. Walhasil kemudian aguama Budha telah banyak
berkembang di Asia, itu karena keberhasilan para biksu dalam menghadapi
segala tantangan, gangguan, dan cobaan. Gangguan dalam arti adalah
orang-orang jahat yang mau mencelakai para biksu tersebut secara fisik,
namun karena para biksu tersebut memadukan kekuatan unsur spiritual
yaitu ibadah dan kekuatan fisik yaitu berlatih beladiri menjadi satu
kekuatan yang sangat dashyat, maka dengan mudah para biksu tersebut
dapat mengalahkan orang-orang jahat yang menindas mereka. Dari hal
tersebut terlihat bahwa ilmu seni beladiri itu sebenarnya lahir dari
spiritualitas, dan spiritualitas mendukung ilmu beladiri. Para biksu itu
dalam melatih spiritualnya juga sama seperti kita (umat muslim) mereka
menyembah Tuhan, melakukan ritual doa dan dzikir juga berpuasa, mereka
adalah seorang Kultivator tulen (yakni seorang yang terus menerus
memperbaiki dan menempa diri dengan melepas segala nafsu dan pikiran
buruk dalam kehidupannya sehari-hari). Dalam kaitannya dengan ibadah
sehari-hari yang kita jalani ini, aktivitas spiritual yang dilakukan
para biksu tersebut tentunya membawa inspirasi ke kita agar kita lebih
giat lagi dalam menjalankan ibadah. Dalam hal ini penulis lebih fokus
untuk menyoroti ibadah umat Muslim saja. Ketika kita sedang melakukan
ibadah shalat pada hakekatnya kita melakukan komunikasi dengan Allah,
mengarahkan semua pikiran hanya pada Allah, berserah diri kepada Allah,
menjauhi sejenak dari hal-hal yang bersifat duniawi. Boleh dibilang
melakukan shalat adalah sebuah peristirahatan sementara yang tenang dan
damai dari seluruh aktivitas duniawi yang sangat melelahkan
otak,pikiran dan fisik termasuk pekerjaan kantor dan latihan Karate.
Kenapa dibilang peristirahatan? Karena dengan shalat sebenarnya kita
memerdekakan otak dan pikiran kita dari berbagai macam fikiran-fikiran
negatif yang membelenggu berupa rasa cemas, stress, takut, merasa
direndahkan, dicemooh, diejek, dan urusan-urusan yang berkaitan dengan
pekerjaan kantor dan rumah tangga. Pikiran kita hanya tertuju/fokus
dengan Tuhan/Allah saja tanpa memikirkan pikiran yang lain (negatif).
Karena pikiran-pikiran yang negatif dapat menyedot seluruh energi kita
sampai habis yang menyebabkan kelelahan fisik yang amat sangat.
Tentunya kita tidak mau jika kita kelelahan bukan? Sebab kalau kita
lelah kita tidak bisa latihan Karate disela-sela kesibukan kita alias
kita tidak bisa memanage waktu kita untuk latihan Karate karena faktor
kekelahan.Agar pikiran kita dapat terbebas dari berbagai macam fikiran
negatif tentunya kita harus fokus/khusu dalam menjalankan ibadah.
Pikiran yang khusu menghasilkan jiwa yang tenang, kondisi badan yang
fresh dan dapat memulihkan stamina yang drop. Dampak lain dari hasil
pikiran yang khusu setelah beribadah adalah kita dapat melakukan latihan
Karate dengan maksimal (dengan fisik yang kuat tentunya), hal ini
disebabkan karena kondisi stamina kita yang kembali pulih akibat
dikosongkannya semua pikiran kita dari segala macam pikiran-pikiran yang
negatif. Ibadah dan Puasa dapat memelihara diri kita dari segala macam
hawa nafsu yang bersifat negatif. Sedangkan hawa nafsu yang negatif
tersebut sifatnya adalah merusak segala energi dan performance Karate
kita. Dengan Puasa kita dapat lebih menyeimbangkan kesehatan tubuh kita,
pikiran kita lebih tajam dalam belajar dan mengasah ilmu, indra keenam
kita juga menjadi lebih tajam dan lebih sensitif dan masih banyak
keuntungan lain yang didapat dari puasa yang tidak bisa dijelaskan lebih
rinci dan lebih detail disini (anda dapat men searchingnya di google).
Intinya dengan melakukan ibadah dan puasa yang benar dapat
melipatgandakan energi kita sehingga pada akhirnya kinerja Karate kita
juga akan lebih baik. Keuntungan lain yang didapat dari beribadah dan
puasa adalah kita dapat menjaga diri kita dari berbagai macam perbuatan
dosa, seperti berlaku sombong, mengajak berkelahi, membuat keributan,
menyalahgunakan kemampuan Karate untuk hal-hal yang tidak terpuji dan
lain sebagainya. Selain perbuatan dosa tersebut dapat memakan enerji
positif dari kita sendiri juga sangat menyalahi filosofi dari Karatedo
itu sendiri. Jadi sebenarnya melakukan ibadah baik itu shalat dan puasa
sebenarnya lebih membantu kita dalam mengamalkan filosofi Karatedo itu
sendiri. Jadi seharusnya tidak ada alasan lagi bagi para karateka untuk
meninggalkan ibadahnya karena faktor kecapekan, malas ataupun karena
sibuk.
Minggu, 08 Desember 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar